Site icon Masdoni

Latihan Sederhana Ini Dapat Mencegah Neuropati Akibat Kemo

Latihan Sederhana dengan Ahli Terapi Fisik Saat Kemoterapi Dapat Mengurangi Risiko Neuropati

Temuan Baru: Latihan Sederhana Mengurangi Risiko Neuropati Terkait Kemoterapi

Neuropati perifer akibat kemoterapi (CIPN) sering kali menjadi tantangan serius bagi pasien kanker. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa latihan sederhana selama pengobatan kemoterapi dapat mengurangi risiko timbulnya neuropati hingga 50–70 persen, tergantung pada jenis kemoterapi yang digunakan. Hasil uji klinis ini memberikan harapan baru bagi pasien kanker untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik tanpa gangguan neuropati.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa gejala melemahkan akibat neuropati bisa dicegah,” ujar Dr. Fiona Streckmann, peneliti utama studi ini dan pakar di Universitas Basel, Swiss. Latihan yang disarankan ini memungkinkan pasien untuk ikut serta menjaga kesehatan dan kualitas hidupnya selama menjalani terapi kanker yang optimal.

Mayoritas Pasien Kanker Mengalami Neuropati Terkait Kemoterapi

Seiring kemajuan terapi kanker, banyak pasien dapat hidup lebih lama, sehingga kualitas hidup setelah pemulihan menjadi penting. Sayangnya, kemoterapi dan beberapa obat imunoterapi menyerang saraf yang memicu neuropati, yang menyebabkan rasa sakit, gangguan keseimbangan, atau mati rasa dan kesemutan. Menurut Dr. Katie Schmitt, seorang terapis fisik onkologi di Medical University of South Carolina, 65–85 persen pasien mengalami efek samping ini.

“Neuropati di tangan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sementara pada kaki, neuropati dapat menyebabkan gangguan keseimbangan yang serius,” kata Dr. Schmitt.

Latihan Rutin untuk Mengurangi Risiko Neuropati

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien yang menjalani latihan fisik dua kali seminggu dapat mengurangi risiko neuropati. Latihan-latihan tersebut meliputi:

Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 30 persen dari kelompok yang melakukan latihan sensorimotor dan 41 persen dari kelompok getaran seluruh tubuh mengalami CIPN, dibandingkan dengan 70 persen pada kelompok yang hanya menerima perawatan standar.

Efek Positif Latihan Fisik Terhadap Neuropati

Pasien dalam kelompok latihan tidak hanya mengalami penurunan risiko neuropati, tetapi mereka juga melaporkan peningkatan kualitas hidup dan kontrol keseimbangan yang lebih baik. Selain itu, pasien yang rutin melakukan latihan ini cenderung tidak mengurangi dosis obat kanker mereka dan memiliki angka kelangsungan hidup yang lebih baik dalam lima tahun setelah kemoterapi dibandingkan dengan kelompok yang hanya menerima perawatan standar.

Dr. Streckmann menyatakan bahwa latihan fisik dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan pasien kanker, terutama bagi mereka yang sering mengalami efek samping neuropati akibat kemoterapi. “Latihan ini membantu pasien untuk melanjutkan pengobatan kanker dengan lebih kuat, tanpa harus khawatir akan neuropati,” kata Dr. Streckmann.

Latihan Fisik sebagai Solusi dalam Mengatasi Neuropati

Neuropati sering kali dianggap sebagai efek samping kemoterapi yang tak terhindarkan. Namun, Dr. Schmitt berpendapat bahwa olahraga bisa menjadi solusi penting untuk mengurangi risiko ini. “Neuropati tidak harus menjadi efek samping yang tak terelakkan. Olahraga bisa menjadi kunci dalam menjaga kesehatan saraf dan mencegah timbulnya neuropati,” jelasnya.

Sebagai terapi standar yang menyertai kemoterapi, latihan fisik memiliki potensi untuk menjadi bagian penting dalam perawatan pasien kanker di masa depan. Namun, Dr. Schmitt menyatakan bahwa menambahkan komitmen untuk berolahraga pada jadwal pengobatan yang sudah padat memang menantang.

Implementasi Latihan Fisik di Rumah untuk Pasien Kanker

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya olahraga sebagai upaya pencegahan neuropati yang bisa dilakukan bahkan di rumah. Latihan-latihan seperti keseimbangan sederhana atau penggunaan platform getar bisa menjadi langkah awal yang sederhana. Sesi singkat selama 15–30 menit dua kali seminggu sudah cukup untuk merasakan manfaatnya.

Penelitian ini mengingatkan bahwa pasien kanker dapat aktif menjaga kesehatannya dengan dukungan dari ahli terapi fisik. Dengan demikian, mereka tidak hanya menghindari efek samping neuropati, tetapi juga menjaga kualitas hidup mereka selama menjalani pengobatan kanker.

Exit mobile version