[ad_1]
Mengalami keguguran 1 kali saja, rasanya sudah traumatik. Apalagi jika harus mengalaminya berkali-kali. Namun apa ya, yang menjadi penyebabnya? Mari simak infonya di sini.
Kenapa Bisa Keguguran Berulang?
Keguguran didefinisikan sebagai kehamilan yang diakui secara klinis telah berakhir tanpa disengaja sebelum 20 minggu. Kehamilan yang diakui secara klinis ini artinya kehamilan telah divisualisasikan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) atau jaringan kehamilan diidentifikasi setelah keguguran.
Sementara, keguguran berulang secara klasik didefinisikan sebagai terjadinya tiga atau lebih keguguran berturut-turut. Namun, American Society of Reproductive Medicine (ASRM) baru-baru ini mendefinisikan kembali, bahwa keguguran dikategorikan berulang jika terjadi sebanyak dua kali atau lebih.
Kenapa keguguran berulang bisa terjadi? Nyatanya, ada banyak faktor yang memengaruhi hal ini. Antara lain:
Inilah alasan pada sebagian besar kasus keguguran, yaitu terjadi kelainan kromosom atau genetik, dan hal ini merupakan kejadian acak. Kelainan bisa berasal dari sel telur, sperma, atau embrio awal. Memang, risiko keguguran meningkat dengan jumlah keguguran sebelumnya, tetapi biasanya kurang dari 50%.
Usia wanita jelas sangat memengaruhi kualitas kehamilan. Kehamilan di atas usia 35 tahun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi, daripada wanita yang lebih muda. Pada usia 35 tahun , terdapat risiko keguguran sekitar 20 persen. Pada usia 40 tahun, risikonya sekitar 40 persen, dan pada usia 45 tahun, sekitar 80 persen.
Peningkatan risiko keguguran ini diduga disebabkan oleh kualitas telur yang buruk, sehingga menyebabkan kelainan kromosom genetik. Kadang-kadang, ibu atau ayah itu sendiri mungkin memiliki sedikit kelainan pada gennya, tetapi keturunannya dapat terpengaruh lebih parah, sehingga mengakibatkan keguguran.
Pada faktor ini, keguguran bisa terjadi karena suplai darah yang buruk ke kehamilan atau terjadi peradangan. Beberapa wanita mungkin terlahir dengan bentuk rahim yang tidak beraturan, dan beberapa wanita mungkin mengalami kelainan dengan rahimnya seiring waktu.
Penyebab umum terjadinya keguguran berulang adalah sistem kekebalan tubuh yang rusak, yang menyerang janin sebagai benda asing, sehingga menyebabkan aborsi spontan (keguguran). Jika seseorang mengalami lebih dari satu kali keguguran, bisa saja mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh yang membuat Mums sulit melahirkan bayi sampai cukup bulan.
Dari beberapa faktor ini, bisa terlihat bahwa secara umum, faktor lingkungan serta pekerjaan tampaknya tidak berhubungan dengan keguguran.
Baca juga: Bercinta Bukan di Masa Subur, Masih Bisakah Hamil?
Apa Yang Harus Dilakukan?
Memeriksakan diri ke dokter kandungan sangat penting jika Mums mengalami keguguran, terlebih jika hal tersebut terjadi berulang kali. Dokter nantinya akan melakukan dan merekomendasikan Mums untuk melakukan sejumlah hal, seperti:
Sebagai langkah pertama, dokter akan mengambil riwayat medis, bedah, keluarga, dan genetik secara rinci dan melakukan pemeriksaan fisik. Bisa pula dokter melakukan analisis kromosom (kariotipe) dari kedua pasangan.
Kariotipe adalah susunan kromosom atau genetik, seseorang. Tujuannya adalah untuk menemukan kelainan pada orang tua yang bisa diwariskan kepada keturunannya, sehingga mengakibatkan keguguran.
Baca juga: Wah, Pakai Menstrual Cup Bisa Bikin Cepat Hamil?
- Evalusi rahim dan rongga rahim
Ada beberapa cara untuk mengevaluasi rongga rahim, seperti pemeriksaan USG, USG saline, X-ray hysterosalpingogram, MRI (magnetic resonance imaging), dan/atau histeroskopi untuk melihat ke dalam rahim. USG sering dilakukan sebagai tes pertama, yang dapat memberikan informasi tentang bentuk rahim dan adanya fibroid (tumor otot bulat jinak).
USG saline adalah ketika cairan disuntikkan ke dalam rahim, sehingga dokter dapat melihat apakah ada kelainan pada bagian dalam rahim, termasuk polip (pertumbuhan lapisan rahim), fibroid, serta jaringan parut. Histerosalpingogram adalah rontgen rahim dan saluran telur (tuba fallopi), yang dapat membantu dokter untuk mengevaluasi tidak hanya bagian dalam rahim, tetapi juga tuba apakah terbuka atau tidak. Histeroskopi adalah prosedur bedah kecil dengan menempatkan kamera melalui leher rahim ke dalam rahim, sehingga dokter dapat langsung memvisualisasikan bagian dalam rahim.
Dokter juga dapat mengangkat polip dan fibroid serta dapat mengangkat septum (kelainan bentuk rahim yang dimiliki seorang wanita sejak lahir), serta jaringan parut, jika ada. MRI dapat dilakukan untuk mengevaluasi lokasi fibroid dan dalam kasus kelainan bentuk rahim.
- Mengecek penyakit autoimun pembekuan darah
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), setiap wanita yang mengalami keguguran pada atau setelah minggu ke-10 kehamilan dengan janin yang tampak normal, atau mengalami 3 keguguran berulang pada usia kehamilan berapa pun, harus diskrining. Dokter akan memeriksa antibodi antifosfolipid, terutama antibodi antikardiolipin dan antikoagulan lupus. Antibodi ini terkait dengan sindrom antifosfolipid, yang mungkin terkait dengan keguguran.
Fosfolipid merupakan senyawa lemak tubuh yang membangun semua dinding sel dalam tubuh manusia. Fosfolipid juga berperan besar dalam proses pembekuan darah oleh platelet (trombosit). Oleh karena itu, penggumpalan darah merupakan salah satu tanda yang paling banyak ditemukan pada kondisi ini.
Beberapa tes yang akan dilakukan adalah tes fungsi tiroid dan antibodi tiroid, tes cadangan ovarium untuk menunjukkan seberapa baik ovarium berfungsi, serta pengujian diabetes jika seorang wanita berisiko atau memiliki gejala diabetes.
Pada intinya, keguguran berulang merupakan suatu kondisi serius yang perlu diperiksakan lebih lanjut karena. Segeralah memeriksakan diri ke dokter karena Mums atau suami mungkin memiliki kondisi kesehatan mendasar yang memerlukan perawatan. (IS)
Baca juga: Penting, Ini Mitos Fakta Tentang Kesuburan!
Referensi:
UCLA Health. Recurrent Pregnancy Loss
Healthline. Pregnancy After Misscarriage
Mayo Clinic. Misscarriage
NHS. Misscarriage
Tommys. Recurrent Misscarriage
Medical News Today. Misscarriage
[ad_2]
Sumber