[ad_1]
Bonding adalah istilah yang tidak asing bagi Anda yang sudah memiliki anak. Aktivitas ini penting dilakukan agar tercipta kedekatan emosional antara anak dan orang tua. Simak penjelasan mengenai manfaat dan cara melakukannya di bawah ini.
Pentingnya Bonding bagi Kehidupan Anak
Bonding artinya membangun kedekatan antara anak dan orang tua secara emosional, sehingga anak merasa dicintai, nyaman, dan aman bersama dengan ayah dan ibu. Hubungan emosional yang erat ini sangat penting untuk membangun rasa percaya diri anak sejak dini dan mempersiapkannya untuk menghadapi dunia luar.
Anak yang menerima kasih sayang orang tua akan tumbuh dengan rasa sayang yang besar untuk lingkungan sekitarnya.
Kedekatan antara seorang anak dengan orang tua sangat memengaruhi kepribadian anak ketika tumbuh besar. Berikut ini beberapa hal yang membuat bonding anak dan orang tua menjadi penting, di antaranya:
1. Anak punya hubungan yang bahagia
Anak-anak yang tumbuh dengan rasa nyaman, aman, dan merasa dekat dengan orang tua akan memiliki hubungan yang juga bahagia dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak hanya pasangan, namun juga keluarga besar, teman-teman sekolah, dan rekan kerjanya di masa depan.
2. Dapat mengendalikan emosi
Ketika seorang anak punya ikatan emosional yang kuat dengan orang tua, ia cenderung bisa mengendalikan emosi dalam situasi yang sulit dan tertekan.
Baca Juga: 10 Jenis Trauma yang Umum Terjadi pada Anak hingga Dewasa
3. Anak tumbuh dengan lebih baik
Bonding yang baik dengan orang tua dapat meningkatkan perkembangan mental, emosional, dan linguistik pada anak. Seorang anak juga terlihat lebih optimis dan percaya diri saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
4. Menunjang skill akademis dan sosial
Keterikatan yang positif antara anak dan orang tua berpengaruh pada kehidupan anak sehari-hari dan menjadi pondasi yang kuat untuk menunjang skill secara akademis maupun sosial. Anak-anak juga akan memiliki kemampuan memecahkan masalah yang baik saat tumbuh besar.
Menciptakan Bonding dengan Anak Berdasarkan Usia
Kapan waktu yang tepat untuk menjalin kedekatan dengan anak? Tentu saja sedini mungkin, bahkan sejak anak masih bayi. Meskipun belum bisa berkomunikasi, bayi bisa merasakan kedekatan emosional dengan orang tua.
Pada enam bulan pertama kehidupannya, bayi lebih banyak menangis, makan, tidur, serta buang air besar dan kecil. Respons orang tua terhadap aktivitas tersebut adalah menggendong bayi, memberinya makan, mengganti popok, dan memandikannya.
Saat orang tua melakukan tugas dasar yaitu merawat, membesarkan, dan menyayangi, maka dengan sendirinya akan tercipta hubungan yang unik antara keduanya. Ikatan emosional ini akan terlihat saat usia anak menginjak satu tahun. Biasanya anak cenderung merasa nyaman dengan orang yang dekat dengan dirinya sehari-hari.
Memasuki usia balita, fokus edukasi ada pada pembentukan perilaku anak dengan cara mengajarkan, menuntun, dan mencontohkan. Orang tua memfasilitasi proses sosialiasi anak di dua tahun pertama. Ketika anak berusia tiga tahun, maka ia akan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya sehingga sangat penting untuk menanamkan perilaku dasar yang positif dalam diri anak.
Baca Juga: Pendidikan Karakter Anak: Manfaat, Cara Meningkatkan, dll
-
Bonding dengan anak usia pra sekolah
Gaya pengasuhan orang tua akan terlihat saat anak memasuki usia pra sekolah, di mana ia sudah mulai memiliki banyak teman. Berikut ini kepribadian anak di masa pra sekolah berdasarkan gaya pengasuhan orang tua:
- Orang tua suportif, anak lebih percaya diri, fokus, dan bahagia.
- Orang tua otoriter, anak kurang bahagia, kurang percaya diri, dan mudah takut.
- Orang tua permisif, kurang bisa bersosialisasi, kurang bertanggung jawab, sulit mengendalikan emosi.
- Orang tua tidak peduli, bermasalah secara perilaku dan psikis, berbeda dengan anak seusianya pada umumnya.
Pada intinya, gaya pengasuhan orang tua tidak boleh kaku dan harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
-
Bonding dengan anak usia sekolah
Saat anak sudah masuk SD, maka fokusnya akan berubah dari orang tua menjadi teman-teman. Namun bukan berarti kondisi ini harus mengubah kedekatan orang tua dan anak. Bonding tetap harus dilakukan karena lingkungan anak sudah bukan lagi hanya di dalam rumah.
Dalam tahap ini, bonding artinya menjalin komunikasi dua arah di mana anak diperbolehkan untuk mengungkapkan pendapatnya, boleh mengatakan apa yang disukai dan tidak disukai.
-
Bonding dengan anak remaja
Remaja adalah masa-masa di mana anak sedang senang-senangnya mencoba banyak hal baru. Pada fase ini, akan terjadi perubahan pada fisik dan psikisnya. Orang tua sebaiknya bisa memahami keinginan, mendukung, dan memberikan kebebasan pada anak tanpa terlalu mengendalikan apa yang ingin anak lakukan.
-
Bonding dengan anak saat dewasa
Jangan kira bonding hanya berlaku saat anak masih berusia di bawah 17 tahun saja. Saat anak sudah tumbuh dewasa, penting untuk mempertahankan kedekatan emosional yang baik.
Anak yang sudah dewasa mungkin tidak menjadikan orang tua sebagai prioritas lagi, namun bukan berarti tidak ada rasa sayang pada orang tua.
Pada akhirnya, bonding adalah sesuatu yang akan berlangsung seumur hidup antara anak dan orang tua. Kedekatan emosional tidak tercipta begitu saja, sehingga harus dimulai sedini mungkin sejak saat anak dilahirkan.
- Anonim. 2022. Positive relationships for parents and children: how to build them. https://raisingchildren.net.au/newborns/connecting-communicating/bonding/parent-child-relationships. (Diakses pada 16 Maret 2022).
- Lee, Katherine. 2021. How to Nurture Your Parent-Child Bond. https://www.verywellfamily.com/habits-that-will-strengthen-your-parent-child-bond-620063. (Diakses pada 16 Maret 2022).
- M, Kalpana. 2022. Parent-Child Relationship: Why Is It Important And How To Build It. https://www.momjunction.com/articles/helpful-tips-to-strengthen-parent-child-bonding_0079667/. (Diakses pada 16 Maret 2022).
- Watson, Stephanie. 2020. Forming a Bond With Your Baby — Why It Isn’t Always Immediate. (Diakses pada 16 Maret 2022).
DokterSehat | © 2022 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
[ad_2]
Sumber