[ad_1]
Yogyakarta, 19 November 2022
Disela kunjungan kerjanya ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Sekretaris Jenderal, Kunta Wibawa Dasa Nugraha melakukan kunjungan ke sejumlah pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Sleman pada Sabtu (19/11).
Di Puskesmas Cangkringan, Sekjen berkeliling melihat fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan diskusi dengan Kepala Puskesmas beserta jajarannya mengenai pengelolaan layanan kesehatan dan program inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Cangkringan.
Disana, Sekjen menekankan agar Puskesmas Cangkringan terus melakukan inovasi layanan kesehatan yang berorientasi pada aspek promotif preventif kepada masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan edukasi dan sosialisasi serta skrining kesehatan yang menyasar semua siklus hidup mulai dari bayi, remaja hingga lansia.
Untuk itu, Puskesmas juga didorong untuk melakukan pengawasan terhadap masalah kesehatan lainnya seperti stunting, AKB dan AKB. Sehingga, upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bisa tercapai.
“Puskesmas ini sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat, sehingga perannya penting untuk mewujudkan Indonesia sehat. Saat ini masalah kesehatan itu bukan hanya COVID-19, tetapi ada juga stunting, AKI dan AKB yang menjadi program nasional. Untuk itu tetap semangat dan jaga kesehatan,” pesan Sekjen.
Dalam kesempatan itu, Kepala Puskesmas Cangkringan, Sugeng Budi Setyo Purnomo menyebutkan bahwa Puskesmas Cangkringan berkomitmen penuh untuk melakukan berbagai inovasi layanan kesehatan guna mendukung agenda transformasi layanan kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. Salah satunya program GENCAR BUNTING (Gerakan Cangkringan Bebas Stunting).
Program GENCAR BUNTING merupakan suatu inovasi untuk meningkatkan pelayanan gizi balita sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Cangkringan. Adapun upaya yang digencarkan melalui program GENCAR BUNTING, diantaranya :
1. Melakukan pemeriksaan minimal 6 kali selama kehamilan dan pemberian TTD serta mengkonsumsi makanan bergizi seimbang pada ibu hamil
2. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan menyapih selama 2 tahun.
3. Setelah usia 6 bulan, anak diberikan makanan pendamping yang bergizi, rutin pantau pertumbuhan anak, imunisasi lengkap dan vitamin A sebanyak 2 kali selama satu tahun.
Berbagai upaya tersebut, lanjut Sugeng telah berhasil menurunkan angka kasus balita stunting di Kapanewon Cangkringan hingga angka 6,9% pada tahun 2021.
“Capaian ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras para kader serta kolaborasi dan sinergi dari lintas sektor, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan komprehensif,” kata Sugeng.
Usai meninjau Puskesmas Cangkringan, Sekjen melanjutkan kunjungannya di Kabupaten Sleman dengan meninjau program pemberdayaan masyarakat di Desa Sukunan yang merupakan satu dari duabelas desa binaan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada Sabtu (19/11).
Sekjen Kunta menjelaskan kunjungan kerja tersebut dimaksudkan untuk melakukan monitoring terkait proses pendampingan yang dilakukan oleh Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sejak tahun 2003 tersebut.
“Hari ini saya berkesempatan melihat secara langsung program pendampingan yang dilakukan di Desa Sukunan, program ini saya kira sangat baik untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di desa,” kata Sekjen Kunta.
Saat meninjau desa binaan, Sekjen berkesempatan melihat secara langsung program-program pemberdayaan yang dikembangkan dalam kerangka meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekaligus pelestarian lingkungan hidup.
Antara lain pemanfaatan sampah dan limbah rumah tangga menjadi barang – barang yang dapat dimanfaatkan kembali (kerajinan daur ulang sampah) serta implementasi pemanfaatan teknologi tepat guna.
“Program ini bukan saja mampu meningkatkan nilai ekonomi, namun juga upaya pelestarian lingkungan, karena lingkungan yang bersih dan terawat adalah salah satu aspek penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat,” kata Sekjen.
Selain pemberdayaan sektor ekonomi, di desa binaan juga dilakukan pemberdayaan sektor kesehatan diantaranya pendampingan Posyandu, program bedah organ rumah bagi masyarakat kurang mampu melalui program SORGAHATI (Sodaqoh untuk mewujudkan keluarga sehat lestari), pelaksanaan vaksinasi, dan pemeriksaan kesehatan.
Sekjen menyebutkan adanya desa binaan dengan berbagai program pemberdayaan tersebut menjadi bukti kehadiran Kementerian Kesehatan di tengah-tengah masyarakat.
Untuk itu, pihaknya berharap agar program pemberdayaan masyarakat baik sektor ekonomi maupun kesehatan, terus ditingkatkan agar masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.
“Senang melihat program pemberdayaan yang dilakukan kepada masyarakat. Harapannya melalui program ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, mencapai hidup sehat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mendukung transformasi kesehatan,” ujar Sekjen.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669. (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
[ad_2]
Sumber