[ad_1]
Selama hamil, cairan amnion atau cairan ketuban memiliki peranan penting, yaitu melindungi bayi dari guncangan dan infeksi, serta mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang.
Pada kondisi tertentu, cairan amnion bisa melebihi batas atau berlebihan. Kondisi ini disebut juga dengan istilah polihidramnion.
Polihidramnion tidak boleh disepelekan karena bisa berbahaya dan menimbulkan komplikasi, baik bagi bayi dalam kandungan, maupun bagi ibu. Dalam ulasan berikut ini, akan dibahas sejumlah komplikasi polihidramnion dalam kehamilan yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Kok, Cairan Ketuban Sedikit?
Penyebab Polihidramnion
Normalnya, cairan amnion akan mencapai volume maksimal yang berkisar antara 1.000-1.500 cc pada usia kehamilan minggu ke-34 hingga ke-36. Namun, beberapa faktor, seperti kehamilan kembar, kelainan genetik janin, atau diabetes gestasional bisa menyebabkan jumlah cairan amnion berlebih hingga mencapai 2-3 liter. Biasanya, kelebihan cairan amnion ini akan ditandai dengan ukuran rahim ibu yang mengembang lebih cepat, sehingga terlihat lebih besar. Kondisi ini seringkali juga membuat ibu hamil mengalami ketidaknyamanan pada perut, sesak napas, nyeri punggung, hingga bengkak di bagian kaki dan pergelangan tangan.
Secara lebih rinci, berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan polihidramnion:
- Kehamilan kembar
- Diabetes gestasional
- Janin mengalami kesulitan untuk menelan cairan ketuban
- Janin mengeluarkan urine dengan jumlah yang berlebihan
- Malformasi kongenital, seperti penyumbatan saluran pencernaan atau saluran kemih janin, atau perkembangan otak dan sumsum tulang belakang yang tidak normal
- Masalah yang memengaruhi susunan genetik janin, paru-paru, atau sistem saraf
- Infeksi pada janin
- Anemia pada janin
- Kondisi kromosom yang abnormal, seperti down syndrome atau sindrom Edward
- Masalah pada plasenta
- Adanya penumpukan cairan pada salah satu bagian janin
- Sindrom transfusi di janin kembar, di mana salah satu janin menerima terlalu banyak darah dari plasenta. Akibatnya, cairan yang dikeluarkan janin tersebut melalui urine akan lebih banyak, sehingga volume air ketuban meningkat tajam
Baca juga: Mums, Begini Ciri-ciri Air Ketuban Merembes
Komplikasi Polihidramnion
Cairan amnion yang berlebih atau polihidramnion bisa berbahaya dan menimbulkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, Mums harus segera mengonsultasikannya kepada dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Beberapa komplikasi polihidramnion tersebut, antara lain:
1. Kelahiran prematur
Disebut prematur jika bayi terlahir sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu. Kelahiran prematur perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan sejumlah risiko kesehatan pada bayi akibat belum matangnya organ-organ dalam tubuh bayi.
2. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah kondisi spontan ketika kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan (sebelum minggu ke-37 masa kehamilan), maupun setelah janin matang.
Ketuban pecah dini bisa berisiko jika terjadi sebelum usia kehamilan Mums mencapai 37 minggu karena dapat memicu persalinan prematur. Dalam kasus yang tidak segera ditangani, ketuban pecah dini juga dapat meningkatkan risiko kematian bayi.
Komplikasi kehamilan ini terbilang langka dan hanya terjadi pada 2-3 persen kehamilan.
3. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas, baik sebagian atau menyeluruh, dari dinding rahim sebelum proses kelahiran terjadi. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan dan meningkatkan risiko kematian pada ibu dan janin.
4. Kematian janin dalam kandungan
Kondisi ini disebut juga dengan istilah stillbirth, di mana janin meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia lebih dari 28 minggu. Penyebab pasti dari stillbirth sebenarnya belum dapat dipastikan, tetapi diduga karena adanya masalah pada plasenta, penyakit yang dialami ibu hamil, tali pusar abnormal, cacat lahir, infeksi bakteri pada janin, serta polihidramnion.
Cairan amnion merupakan bagian penting dalam menunjang tumbuh kembang janin selama di dalam rahim Mums. Namun, tentu saja jumlahnya tidak boleh terlalu berlebihan karena dapat memicu berbagai komplikasi. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu melakukan kontrol kehamilan setiap bulannya untuk memastikan kondisi Mums, ya. (BAG)
Baca juga: Tanda-tanda Polihidramnion atau Air Ketuban Berlebihan
Referensi
Mayo Clinic. Polyhydramnios.
Medical News Today. What are the risks of having too much amniotic fluid?.
[ad_2]
Sumber