[ad_1]
Mengonsumsi makanan tinggi kalori dan gula adalah salah satu faktor pemicu diabetes. Apalagi jika kebiasaan ini diikuti dengan aktivitas fisik yang rendah, dan gaya hidup tidak sehat lainnya. Jika dibiarkan, diabetes bisa datang kapan saja. Ada cara mudah menghindari makanan tinggi gula, cek kadar gula di kemasan!
Gula tidak selalu hadir dalam wujud gula meja atau kita sebut gula pasir. Gula tambahan yang ada di pangan olahan justru lebih berbahaya. “Konsumsi gula berlebih sangat berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes. Namun bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula,’ jelas dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS, dalam Media Workshop “Batasi Konsumsi Gula untuk Cegah Diabetes” yang diadakan Nutrifood dan BPOM, Kamis, 17 November 2022.
Padahal, lanjut dr. Rudy, langkah mudah namun kerap diabaikan ini sangat bisa membantu mencegah diabetes. “Kondisi diabetes saat ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes merupakan Mother of Diseases karena menyebabkan munculnya kompilasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta komplikasi berbagai organ lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Intervensi Prediabetes: Ubah Gaya Hidup dan Boleh Mengonsumsi Metfomrin
Siapa yang Wajib Cek Kadar Gula di Kemasan?
Individu dengan riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa (GDP) terganggu atau kelompok pre-diabetes perlu lebih memerhatikan diri dan menerapkan pola hidup sehat salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman, agar kondisi mereka tidak berlanjut menjadi diabetes melitus.
Kelompok ini juga yang paling dianjurkan untuk cek kadar gula di makanan kemasan. Menurut dr. Rudy, ada batas aman konsumsi gula dalam sehari yang sudah diekluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Jika sulit meghindari makanan manis, kelompok pre-diabetes dan diabetes juga memiliki alternatif pengganti gula berupa pemanis rendah kalori. Selain itu, batasi konsumsi garam dan lemak yang biasanya terpampang nyanta di label kemasan seperti halnya kalori (gula).
Perwakilan BPOM, Sofhiani Dewi, STP, M.Si menjelaskan, saat ini setiap pangan olahan dalam kemasan wajib mencantumkan informasi nilai gizi. Masyarakat diharapkan dapat dengan cermat memperhatikan kandungan Gula, Garam dan Lemak setiap pangan olahan yang akan dikonsumsinya melalui Tabel Informasi Nilai Gizi.
Tabel informasi nilai gizi ini memuat takaran saji, jumlah sajian per kemasan, nilai dan persentase AKG zat gizi termasuk kadar gula, garam, dan lemak (GGL). Adapun anjuran konsumsi GGL adalah sebagai berikut:
-
konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram
-
garam tidak lebih dari 5 gram
-
lemak tidak lebih dari 67 gram.
Dengan memerhatikan tabel informasi nilai gizi pada label kemasan, kita dapat lebih sadar akan jumlah gula dan asupan kalori yang dikonsumsi setiap harinya sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan diabetes.
Baca juga: Hati-hati, Terlalu Banyak Konsumsi Gula saat Hamil, Anak Berisiko Alergi
Fakta Diabetes Makin Mengerikan
Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, diabetes merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi beban kesehatan karena telah menyerang setidaknya 537 orang di seluruh dunia, dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045.
Secara global, Hari Diabetes Sedunia 2022 yag jatuh setiap tanggal 14 November mengangkat tema “Education to Protect Tomorrow” sementara untuk tema nasional yaitu “Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu”.
Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 yang menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dan diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.
“Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes,” jelas dr. Eva.
Baca juga: Viral Gula Tinggi di Minuman Teh Kekinian, Ketahui Batas Konsumsi Gula Harian yang Aman!
[ad_2]
Sumber