Ilmuwan MсMаѕtеr Unіvеrѕіtу telah membuka misteri оbаt dіаbеtеѕ mеtfоrmіn. Penelitian dipublikasikan dalam edisi hari ini dari jurnal Nature Medicine.
“Kuncinya adalah bahwa metformin tidak melaksanakan pekerjaan untuk menurunkan glukosa darah yang langsung melaksanakan pekerjaan pada glukosa. Ia melakukan pekerjaan meminimalkan molekul lemak berbahaya dalam hati, yang kemudian memungkinkan insulin untuk melaksanakan pekerjaan kadar gula darah yang lebih baik dan lebih rendah,” kata Greg Steinberg, profesor di Departemen Kedokteran dari Michael G. DеGrооtе Sсhооl оf Mеdісіnе.
Dia juga memegang Canada Research Chair dalam metabolisme dan Obesitas yang merupakan eksekutif Metabolisme dan Program Penelitian Obesitas Anak (MAC). Tim peneliti termasuk para ilmuwan di Alberta, Australia dan Skotlandia.
Steinberg mengatakan bahwa kebanyakan orang konsumsi metformin yang memiliki lemak hati, yang sering disebabkan oleh obesitas. Lemak mungkin menjadi pemicu utama рrа-dіаbеtеѕ, yang menimbulkan gula darah mulai naik karena insulin tidak bisa melakukan pekerjaan seefisien untuk menghentikan gula yang berasal dari hati.” Dalam pekerjaannya peneliti mengungkap apa yang menimbulkan fatty liver, para ilmuwan mempelajari tikus yang mempunyai “gangguan genetik” ke asam amino tunggal dalam dua protein yang disebut asetil-CoA karboksilase (ACC).
Protein ini, yang dikendalikan oleh sensor metabolik AMP-activated protein kinase, mengendalikan bikinan lemak serta kesanggupan untuk mengkremasi lemak.Mice dengan protein bermutasi menyebarkan tanda-tanda fatty liver dan pra-diabetes bahkan tanpa adanya obesitas.
Tapi apa yang sungguh-sungguh mengejutkan yakni bahwa ketika obesitas pada tikus diberi metformin, yang paling lazim obat murah yang diresepkan untuk penderita diabetes tipe 2, obat gagal menurunkan kadar gula darah mereka,” kata Steinberg. Hal ini menampilkan cara metformin bekerja tidak dengan langsung meminimalkan metabolisme gula, melainkan bertindak untuk mengurangi lemak di hati, yang lalu memungkinkan insulin untuk melaksanakan pekerjaan lebih baik.
Morgan Fullerton, penulis utama studi tersebut, menyertakan: “Tidak mirip sebagian besar pengamatan menggunakan model genetik tikus , kami belum meniadakan seluruh protein, kita hanya menciptakan mutasi genetik sungguh kecil, setara dengan apa yang mungkin tampakpada manusia, sehingga menyoroti cara metformin sangat tepat menurunkan gula darah pada diabetes tipe 2 .
Penemuan ini memperlihatkan kepala mulai besar dalam memperoleh terapi kombinasi (dan pendekatan lebih personal) bagi реndеrіtа dіаbеtеѕ untuk siapa metformin tidak cukup untuk mengembalikan gula darah mereka ke tingkat normal,” kata Steinberg.
Sumber-Medindia