[ad_1]
Anak-anak sering terlibat pertengkaran dengan orang-orang di sekitarnya, mulai dari saudara, teman bermain, hingga orang-orang yang lebih tua. Dalam hal ini, anak perlu diajarkan untuk meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain. Misalnya, memaafkan anak lain yang merebut mainannya, memaafkan orangtua karena terlambat menjemput, dan sebagainya.
Pentingnya Belajar Memaafkan bagi Anak
Penting bagi anak-anak untuk diajari tentang kasih sayang, cinta kasih, dan pengampunan sejak dini. Mengajari anak untuk menjadi pribadi yang pemaaf akan membuat perjalanan masa kanak-kanak dan remaja menjadi lebih mudah. Sebaliknya, jika anak terbiasa berpegang pada kemarahan dan kebencian, mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa yang rentan terkena masalah mental, seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Banyak studi yang menunjukkan bahwa memaafkan mampu melepaskan perasaan negatif, seperti kemarahan dan dendam. Ini selanjutnya berdampak baik bagi kesejahteraan mental si pemberi maaf.
Pengampunan juga sangat penting untuk menyembuhkan konflik antara saudara kandung dan memelihara hubungan dengan orang-orang yang penting bagi hidup kita. Selain itu, pribadi yang pemaaf juga biasanya lebih mudah bergaul.
Baca juga: Minta Maaf ke Anak Mudah, kepada Pasangan Kenapa Sulit?
Bagaimana Mengajari Anak menjadi Pribadi yang Pemaaf?
Sudah jelas, mengajari anak menjadi pribadi yang pemaaf adalah bagian penting dari tumbuh kembangnya. Namun, anak-anak masih membutuhkan banyak bantuan dari orangtua, termasuk dalam hal belajar memaafkan. Kali ini, kita akan membahas bersama-sama apa yang bisa Mums lakukan untuk melatih buah hati menjadi pribadi yang pemaaf.
1. Jangan memaksakan pengampunan
Anak perlu dilatih menjadi pribadi yang pemaaf, tetapi tidak dengan dipaksa. Misalnya, jika kedua buah hati Mums saling bertengkar, Mums tidak bisa memaksa salah satunya untuk meminta maaf dan yang lainnya harus memaafkan. Sebab, tindakan harus datang dari hati mereka dan bukan tuntutan kita. Yang perlu Mums lakukan adalah mengakui luka yang dirasakan korban. Selanjutnya, ajak anak membicarakan masalah yang terjadi dan jelaskan manfaat saling memaafkan.
Lalu, tanyakan pada anak apakah ia siap memberikan maaf? Jika tidak, beri ia waktu yang dibutuhkan untuk membuat dirinya menjadi lebih baik. Setelah Mums melihat si kecil membaik, tawarkan kembali apakah ia bisa memaafkan dan berbaikan dengan saudaranya?
2. Ajarkan perspektif
Manusia cenderung melihat suatu masalah hanya dari class=”Apple-converted-space”> sisi kita sendiri. Begitu pula anak-anak. Dalam hal ini, Mums perlu mengajari si kecil untuk bisa melihat sesuatu dari sisi lain. Sisi kita hanyalah bagian dari cerita. Memaafkan jauh lebih mudah ketika kita mengetahui keseluruhan cerita dan bukan hanya setengahnya.
3. Mulai dari yang kecil
Mengajarkan pengampunan akan jadi lebih sulit saat anak menghadapi masalah yang besar. Jadi, anak-anak perlu diajarkan memaafkan dari hal-hal yang paling kecil dan sepele. Waktu terbaik untuk mulai mengajarkan pengampunan kepada anak-anak adalah ketika mereka tidak begitu terluka dan marah, idealnya karena konflik kecil. Dengan cara ini, anak-anak akan terlatih untuk memberikan maaf. Akhirnya, ketika ada konflik yang lebih serius, orang tua dapat mengingatkan si kecil betapa seringnya ia memberikan pengampunan.
Baca juga: Memaksa Anak Minta Maaf, Sebaiknya Dihindari, ya
4. Berlatihlah memaafkan kesalahan anak
Sangat penting bagi orangtua untuk menghindari sikap tidak memaafkan ketika mereka marah pada anak. Orangtua yang terus memarahi anak karena kesalahan yang terjadi berminggu-minggu atau berbulan-bulan lalu menunjukkan kebencian. Ini menunjukkan ketidakmampuan orangtua untuk memaafkan.
Akhirnya, hal sebaliknya juga akan terjadi. Saat orangtua membuat kesalahan, anak juga akan sulit memaafkan dan terus mengingat kesalahan yang dilakukan orangtuanya.
5. Berikan contoh-contoh pengampunan lewat buku cerita
Buku cerita adalah kesempatan bagus untuk menunjukkan kepada si kecil bahwa konflik akan selalu ada. Namun, setiap orang punya pilihan masing-masing tentang bagaimana harus bereaksi terhadap suatu konflik.
Orang tua dapat membacakan dongeng tentang pengampunan, baik dari sumber agama atau dari buku cerita. Mums dapat menunjukkan bahwa tokoh utama dalam cerita memiliki sifat pemaaf dan menjadikan mereka sebagai teladan bagi anak-anak.
6. Validasi perasaan si kecil
Daripada langsung meminta anak untuk segera memaafkan kesalahan orang lain, mintalah mereka menyatakan perasaan. Misalnya, “Kakak, aku marah karena kamu merebut mainan yang sedang aku mainkan. Lain kali jangan lakukan itu lagi.” Juga, Mums perlu memvalidasi perasaan si kecil. Selanjutnya, mintalah ia memaafkan saudara atau orang lain yang melakukan kesalahan.
Agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang pendendam, penting bagi orangtua mengajari mereka tentang memaafkan sejak dini. Selamat mencoba tips ini dan semoga berhasil mendidik si kecil menjadi pribadi yang pemaaf!
Baca juga: Minta Maaf kepada Anak Baik untuk Psikologisnya
Sumber:
Greatschools.org. 9-tips-teaching-kids-forgiveness-keeping-peace
Psycentral.com. How-to-teach-a-child-forgiveness
Allprodad.com. 10-ways-to-teach-your-children-how-to-forgive
[ad_2]
Sumber