Orgаnіѕаѕі Kеѕеhаtаn Dunіа (WHO) sudah mengeluarkan perayaan wacana terlalu sering menggunakan antibiotik. Para ahli yakin bahwa jikalau kecenderungan ini terus berlanjut, bahkan bisul masuk akal mampu menunjukan menjadi mematikan. Dіrеktur Jеndеrаl WHO, Dr Mаrgаrеt Chаn mengatakan, “Sebuah masa pasca-antibiotik memiliki arti, pada dasarnya, menuntaskan pengobatan modern menyerupai yang kita kenal Hal yang biasa ibarat radang tenggorokan atau lutut anak mampu tergores. sekali lagi membunuh. ” Manusia sedang mengembangkan resistensi kepada antimikroba baris pertama. Berlebihan terus menerus secara bertahap bisa bikin setiap yang pernah dibuat antibiotik tidak efektif. Perusahaan farmasi juga akan memiliki sedikit insentif untuk membuat antibiotik gres. Mereka tak ingin menginvestasikan uang untuk memajukan obat yang lebih baik antimikroba sebab terlalu sering akan membuat mereka tidak efektif dalam beberapa tahun. Penggantian perawatan lebih mahal, lebih beracun, perlu rentang waktu yang lebih usang pengobatan dan mungkin memerlukan perawatan di unit perawatan intensif. Chan memberikan, “Dalam hal penggantian antibiotik gres, pipa hampir kering Lemari itu nyaris telanjang..” Dalam keadaan ibarat mekanisme terpola mirip operasi penggantian pinggul atau mekanisme yang kompleks seperti transplantasi organ bisa menjadi terlalu berisiko untuk melakukan. Merawat bayi prematur juga akan menjadi sulit. Dr Chan mendesak para dokter untuk meresepkan antibiotik cuma bila sungguh dibutuhkan, dan mendesak pemerintah untuk menolak penggunaan antibiotik dalam bikinan pangan. Hal ini dapat menolong menangani masalah yang timbul pada resistensi antimikroba (AMR).
sumber:httр://www.mеdіndіа.nеt/nеwѕ/whо-urgеѕ-tо-lіmіt-thе-uѕе-оf-аntіbіоtісѕ-98943-1.htm