Vaksinasi Prenatal RSV Tidak Tingkatkan Risiko Kelahiran Prematur, Studi Baru Menyimpulkan
Wanita yang menerima vaksinasi prenatal dengan vaksin bivalen RSV prefusion F (RSVpreF) (Abyrsvo; Pfizer) tidak menunjukkan peningkatan risiko kelahiran prematur atau efek samping serius lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Weill Cornell Medicine dan New York-Presbyterian ini telah diterbitkan di JAMA Network Open.
Tujuan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan memahami hubungan antara vaksinasi RSV prenatal dan hasil perinatal. Studi kohort retrospektif ini mencakup wanita yang melahirkan pada musim RSV 2023-2024, saat vaksin pertama kali tersedia. Berdasarkan data uji klinis fase 3, FDA AS menyetujui vaksin RSVpreF bivalen non-adjuvan pada Agustus 2023 untuk wanita hamil dengan usia kehamilan 32 hingga 36 minggu. Pada bulan September, Komite Penasihat Praktik Imunisasi CDC juga merekomendasikan vaksin ini untuk wanita hamil yang memenuhi syarat selama musim RSV, dari September hingga Januari.
Penelitian ini menggunakan catatan kesehatan elektronik dari dua rumah sakit di New York. Para peneliti mendaftarkan wanita dengan kehamilan tunggal pada usia kehamilan 32 minggu atau lebih dari 22 September 2023 hingga 31 Januari 2024. Studi ini mengevaluasi kelahiran prematur, hipertensi selama kehamilan, lahir mati, berat badan lahir rendah, dan kebutuhan perawatan intensif neonatal (NICU).
Hasil Penelitian
Studi ini melibatkan 2.973 wanita dengan usia rata-rata 34,9 tahun. Sebanyak 1.026 wanita (34,5%) menerima vaksin RSVpreF, sedangkan 1.947 wanita (65,5%) tidak divaksinasi. Dari peserta, 56,7% berkulit putih, 20,8% beretnis Asia, 6,5% berkulit hitam atau Afrika-Amerika, 9,9% beretnis Hispanik atau Latin, dan 8,3% lainnya dari kelompok etnis berbeda. Rata-rata usia kehamilan peserta adalah 34,5 minggu.
Selama masa penelitian, 60 wanita (5,9%) yang divaksin mengalami kelahiran prematur. Angka ini lebih rendah daripada kelompok yang tidak divaksinasi, dengan 131 wanita (6,7%) mengalami kelahiran prematur. Temuan ini menunjukkan bahwa vaksinasi RSVpreF selama kehamilan tidak meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Manfaat Vaksinasi RSV bagi Ibu dan Bayi
Vaksin RSVpreF membantu melindungi bayi dari infeksi RSV (Respiratory Syncytial Virus), yang dapat berbahaya, terutama pada bayi baru lahir. Infeksi RSV sering menyebabkan bronkiolitis dan pneumonia pada bayi, dengan risiko serius pada kasus parah. Vaksinasi RSV prenatal bermanfaat bagi ibu dan memberikan perlindungan kekebalan bagi bayi.
CDC melaporkan bahwa vaksinasi prenatal menghasilkan kekebalan yang membantu bayi menghindari infeksi RSV pada bulan-bulan awal kehidupan. Pencegahan infeksi RSV pada bayi sangat penting, terutama di daerah dengan tingkat infeksi tinggi.
Risiko Hipertensi dalam Kehamilan
Studi ini juga menunjukkan adanya peningkatan risiko hipertensi selama kehamilan pada kelompok wanita yang menerima vaksin RSVpreF. Risiko ini tetap tinggi bahkan setelah penyesuaian variabel lainnya. Temuan ini serupa dengan hasil dari uji klinis fase 3, yang juga menunjukkan peningkatan risiko meskipun tidak signifikan secara statistik.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor seperti lokasi rumah sakit dan jenis asuransi turut mempengaruhi peningkatan risiko hipertensi. Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih luas untuk memahami hubungan ini dengan lebih baik.
Hasil Neonatal Lainnya
Studi ini tidak menemukan perbedaan signifikan dalam hasil neonatal antara kelompok yang divaksinasi dan yang tidak. Hasil neonatal tersebut meliputi angka lahir mati, berat badan lahir rendah, kebutuhan masuk NICU, gangguan pernapasan, penyakit kuning, hipoglikemia, dan sepsis pada bayi baru lahir. Tingkat vaksinasi di kalangan peserta mencapai 34,5%, hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional sebesar 17,8% pada periode yang sama, menurut data CDC.
Para peneliti menduga bahwa tingkat vaksinasi tinggi ini dipengaruhi oleh upaya promosi di rumah sakit penelitian, termasuk ketersediaan vaksin dan akses yang lebih mudah di berbagai klinik. Data CDC juga menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi RSVpreF tertinggi terjadi pada orang Asia non-Hispanik (24,8%) dan terendah pada orang kulit hitam non-Hispanik.
Hambatan terhadap Vaksinasi
Para peneliti juga mencatat bahwa kelompok kulit hitam, Hispanik, serta mereka yang memiliki asuransi pemerintah lebih sedikit yang menerima vaksinasi. Temuan ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami hambatan vaksinasi pada kelompok rentan. Hambatan yang sering muncul termasuk skeptisisme terhadap vaksin, akses terbatas, biaya, dan preferensi menggunakan nirsevimab untuk bayi. Selama penelitian, pasokan nirsevimab terbatas.
Vaksinasi RSV prenatal juga menghadapi tantangan terkait penyebaran informasi dan edukasi untuk ibu hamil, terutama di komunitas yang sulit dijangkau. Edukasi yang lebih luas dan akses vaksin di pusat pelayanan kesehatan masyarakat akan membantu meningkatkan cakupan vaksinasi.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti mengidentifikasi beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Karena penelitian hanya dilakukan di New York, hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi ke populasi lain. Penggunaan data rekam medis elektronik (EHR) untuk status vaksinasi mungkin tidak mencakup data vaksinasi di luar klinik, sehingga berpotensi menimbulkan bias. Selain itu, ukuran sampel yang digunakan mungkin kurang kuat sehingga meningkatkan kemungkinan kesalahan.
Meskipun begitu, hasil penelitian ini memberikan wawasan penting tentang keamanan vaksin RSVpreF selama musim RSV pertama di AS. Temuan ini memperluas data dari populasi uji klinis dan memberikan gambaran tentang hasil neonatal yang penting, yang belum dieksplorasi dalam uji coba sebelumnya.
Kesimpulan
Penelitian oleh Weill Cornell Medicine dan New York-Presbyterian menyimpulkan bahwa vaksinasi RSV prenatal aman bagi ibu hamil dan tidak meningkatkan risiko kelahiran prematur. Meski ada peningkatan risiko hipertensi pada kelompok yang divaksinasi, temuan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Secara keseluruhan, hasil ini memperkuat keyakinan akan keamanan vaksin RSVpreF selama kehamilan dan menyoroti pentingnya akses vaksinasi bagi kelompok rentan.