Sentra Kesehatan Asma

Diposting pada

Semua аѕmа tidak sama. Akibatnya,
sebuah studi baru memberikan
banyak orang dengan asma tidak
dibantu oleh obat kortikosteroid yang
diresepkan untuk mengatur duduk perkara
pernapasan mereka. Penelitian yang
didanai pemerintah ialah salah satu
yang paling besar untuk menggali ke
dalam bіоlоgі аѕmа. Para peneliti
mengumpulkan data pada nyaris
1.000 orang dengan asma yang
terdaftar di sembilan uji klinis yang
disponsori oleh National Heart, Lung
dan Darah Institute. Sebagian besar
pengamatan mengikuti pasien dari
waktu ke waktu dan menghimpun
sampel dari lendir dari pecahan bawah
paru-paru. Para peneliti menyelidiki
sampel untuk jenis tertentu dari sel
darah putih, yang disebut eosinofil,
yang menjadikan peradangan
saluran napas. Banyak obat asma
bekerja dengan meminimalisir
peradangan. Anehnya, peneliti
menemukan bahwa nyaris setengah
(47%) dariреndеrіtа аѕmа tidak
eosinofil dalam lendir mereka,
menyampaikan bahwa sesuatu lainnya
yang menyebabkan asma pada pasien
ini. Mereka juga memperoleh bahwa
orang dengan apa yang disebut non-
asma eosinofilik tidak merespon
dengan baik terhadap pengobatan
dengan kortikosteroid oral dan
inhalasi, seperti prednison, Aerobid,
Azmacort, Flovent, dan Symbicort,
yang melawan peradangan. “Saat ini
digunakan antiperadangan sepertinya
tidak menjadi yang efektif,
setidaknya selama periode dua-
ahad, dalam subkelompok pasien
yang mempunyai penyakit non-
eosinofilik,” kata peneliti John V.
Fahy, MD, seorang profesor
kedokteran dan administrator Pusat
Penelitian Klinis Airway di University
of California di San Francisco. Pasien
dengan non-eosinofilik asma juga
tidak menyikapi obat albuterol.
Albuterol bekerja dengan relaksasi
otot-otot sekitar saluran udara, yang
menolong mereka membuka
sehingga orang mampu bernapas lebih
gampang. Ini umumnya diresepkan
selaku obat evakuasi. Studi ini
dipublikasikan dalam American
Journal of Medicine Respiratory
Critical Care.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *