Mengenal Atresia Bilier

Tahukah Anda apa itu penyakit atresia bilier ? merujuk pada berapa referensi atresia bilier merupakan suatu keadaan ketidakmampuan tubuh untuk membentuk susukan empedu atau akses empedu tidak dapat meningkat dengan normal.
Kita tahu bahwa fungsi jalan masuk sistem empuda sungguh penting bagi tubuh manusia. Dengan adanya system empedu maka tubuh dapat membuang limbah hasil metabolism dari tubuh. 
Saluran empedu juga mempunyai fungsi untuk memuat garam empedu yang sangat dibutuhkan usus halus dalam proses pencernaan lemak.
Lalu kondisi apa yang meyebabkan seseorang menderita atresia bilier ? Beberapa kondisi yang menjadikan seseorang bisa menderita atresia bilier yakni alasannya adalah terjadi proses peradangan berkepanjangan sehingga ajaran empedu dari hati ke kandung empedu jadi terhambat atau timbul penyumbatan. 
Penyumbatan pada terusan empedu ini kemudian akan menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, kalau tidak diobati bisa berakibat fatal. 
Makara timbulnya atresia bilier terjadi alasannya adalah adanya pertumbuhan abnormal dari terusan empedu dalam maupun diluar hati yang dapat berupa tidak adanya atau kecilnya lumen pada sebagian atau keseluruhan terusan empedu yang menimbulkan hambatan pemikiran empedu.

Akibatnya didalam hati dan darah timbul penumpukan garam empedu dan peningkatan kadar bilirubun direk.
Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran hidup. Penyebab terjadinya gangguan kemajuan terusan empedu ini memang belum bisa dikenali.
Gejala Atresia bilier mampu timbul dalam kurun waktu 2 ahad setelah terjadinya kelahiran. Gejala tersebut berupa air kemih bayi berwarna gelap seperti the, tinja berwarna pucat seperti dempul, kulit berwarna kuning, Berat badan tidak bertambah  atau penambahan berat tubuh lambat dan membesarnya hati.
Gejala Atresia bilier pada bayi usia mencapai 2-3 bulana akan menimbulkan tanda-tanda gangguan pertumbuhan, gatal-gatal, sering rewel, tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang memuat darah dari lambung, usus dan limpa ke hati)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada investigasi perut membuncit, hati teraba membesar, investigasi yang biasa dijalankan :
•    Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin)
•    USG Perut
•    Rontgen perut (tampak hati membengkak)
•    Kolangiogram
•    Biopsy hati
•    Laparatomi (umumnya dilaksanakan sebelum bayi berumur 2 bulan)
Prosedur yang terbaik dalam mengatasi atrsia bilier yaitu mengganti terusan empedu yang mengalirkan empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin dijalankan pada 5-10% penderita.
Untuk melompati atresia bilier dan pribadi menghubungkan hati dengan usus halus, dilakukan dengan pembedahan yang disebut prosedur kasai.
Pembedahan akan berhasil kalau dikerjakan sebelum bayi berusia 8 ahad. Lewat hasil sejumlah penelitian dibilang hasil terbaik bisa didapat bila langkah-langkah bedah dikerjakan pada usia bila yang dijalankan pada usia bayi 5-8 ahad. 
Angka kesuksesan langkah-langkah bedah pada usia bayi 5-8 minggu meraih 86%, oleh alasannya adalah itu diagnosis atresia bilier mesti ditegakkan sedini mungkin sebelum usia 8 ahad. 
Prosedur kasai yang dijalankan dalam pembedahan atresia bilier ini ialah bentuk pengobatan sementara yang dijalankan untuk menyelamatkan penderita.
Setelah melewati prosedur kasai melalui pembedahan elanjutnya penderita atresia bilier memerlukan sebuah pencangkokan hati.
Pada negara maju cangkok hati dilaksanakan pada atresia bilier tipe III dimana mengalami sirosis hati, kualitas hidup buruk, dengan proses berkembang kembang yang sangat terhambat, pasca operasi kasai yang tidak sukses memperbaiki pedoman empedu
Penderita dengan atresia bilier yang tidak diterapi akan bermetamorfosis sirosis hati, hipertensi portal dan ajal pada usia 6-12 bulan. 
Sedangkan penderita yang mendapat terapi prosedur kasai saja sekitar 50% sukses meraih umur 5 tahun dan 25% sukses mencapai akil balig cukup akal. 
Cangkok hati merupakan satu-satunya opsi terapi yang dapat memberi peluang peluang hidup yang lebih baik bagi anak yang menderita penyakit hati stadium tamat. 
Penyakit hati atresia bilier menduduki tingkat tertinggi dalam jumlah perkara yang mendapatkan operasi cangkok hati umur kurang dari 2 tahun. 
Dalam pelaksanaan program cangkok hati melibatkan banyak ahli dibidang terkait karena banyak menghadapi duduk perkara baik pada waktu seleksi donor, antisipasi praoperasi, mekanisme operasi maupun perawatan pasca operasi, termasuk penggunaan obat-obat imunosupresan, pengelolaan komplikasi dan pengelolaan jangka panjang. Sumber : http://rskariadi.co.id/article/view/atresia-bilier-gangguan-fungsi-empedu.html  Dr. Dwi Wastoro Dadiyanto, SpAK, RSUP Dr. Kariadi Semarang-FK UNDIP

Baca Juga:  5 Cara Alami Bantu Penyembuhan Deman Berdarah

About Author

Assalamu'alaikum wr. wb.

Hello, how are you? Introducing us Jatilengger TV. The author, who is still a newbie, was born on August 20, 1989 in Blitar and is still living in the city of Patria.