[ad_1]
Menyendawakan bayi setelah menyusu menjadi kebiasaan yang tidak boleh dilewatkan oleh para Mums. Ya, menyendawakan bayi dipercaya dapat membantu mengeluarkan gelembung udara yang ikut masuk ke lambung dan saluran pencernaan saat bayi menyusu. Apabila bayi tidak disendawakan, gelembung udara yang dibiarkan terperangkap dapat membuat bayi merasa kembung dan tidak nyaman.
Kebiasaan menyendawakan bayi biasanya sudah bisa dilakukan saat bayi baru lahir. Lantas, kapan ya bayi tidak perlu disendawakan lagi setelah menyusu? Yuk, cari tahu jawabannya dalam pembahasan berikut ini!
Kapan Bayi Tidak Perlu Lagi Disendawakan Setelah Menyusu?
Kebanyakan bayi tidak perlu bersendawa pada usia 4 hingga 6 bulan. Namun, setiap bayi akan berbeda perkembangannya, termasuk dalam hal kematangan sistem pencernaannya. Ini membuat beberapa bayi mungkin masih perlu disendawakan saat usianya lebih dari 6 bulan, sementara beberapa bayi lain tidak perlu bersendawa sama sekali.
Baca juga: Si Kecil Terus-Menerus Sendawa, Apa Penyebabnya, ya?
Tanda Bayi Tidak Perlu Disendawakan Lagi
Karena perbedaan perkembangan tiap anak berbeda dan tidak ada acuan umur tertentu untuk berhenti menyendawakan bayi, maka cara terbaik untuk memastikan adalah dengan mengenali tanda-tandanya.
Berikut ini beberapa tanda bayi tidak perlu disendawakan lagi:
1. Bayi dapat duduk secara mandiri
Sebagian besar bayi dapat mengontrol kepala dan leher mereka sekitar usia 6 bulan, sehingga mereka sudah dapat duduk secara mandiri. Pada usia ini, sistem pencernaan mereka biasanya sudah relatif lebih matang dan dapat menahan isi lambung lebih baik. Hal ini juga membuat mereka mungkin lebih sedikit mengeluarkan ludah dan tidak perlu disendawakan sama sekali.
2. Bayi bisa bersendawa sendiri
Mungkin ada saat-saat ketika bayi sedang menyusu, ia tiba-tiba menarik dirinya dan bersendawa tanpa Mums menepuk punggungnya. Jika bayi sudah bisa bersendawa sendiri seperti ini, maka inilah tanda penentu yang kuat bahwa ia sudah tidak perlu bantuan untuk disendawakan.
Menurut para ahli, kebanyakan bayi dapat dengan mudah bersendawa sendiri pada usia 2 bulan. Namun, beberapa bayi mungkin masih membutuhkan waktu lebih lama. Jadi, jika bayi masih tampak gelisah atau rewel setelah disusui atau makan, mereka mungkin masih perlu bantuan untuk disendawakan.
3. Bayi terlihat nyaman selama dan setelah menyusu
Para ahli menyarankan agar bayi disendawakan ketika mereka terlihat tidak nyaman selama atau setelah menyusu. Namun, jika bayi tampak nyaman saat menyusu dan terlihat puas, Mums sebenarnya tidak perlu menyendawakannya.
Baca juga: Waspadai Gejala Sendawa Tidak Normal
Bagaimana Jika Bayi Masih Merasa Tidak Nyaman Setelah Disendawakan?
Sebagian besar ahli mengungkapkan bahwa sendawa dapat membantu mengurangi gumoh dan mencegah penumpukan gas pada saluran pencernaan bayi, sehingga menghindarkan kolik. Namun, beberapa penelitian juga menyimpulkan bahwa bersendawa tidak secara signifikan menurunkan gejala kolik dan gumoh. Oleh karena itu, Mums bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan apakah si Kecil masih perlu disendawakan atau tidak setelah disusui.
Nah, sekarang bagaimana jika bayi sudah disendawakan, tetapi ia masih menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan pada perutnya, seperti menggeliat dan rewel? Berikut ada beberapa cara untuk membantu meredakannya.
1. Menggerakkan kaki bayi seperti sedang bersepeda
Baringkan bayi telentang di permukaan yang rata. Kemudian, pegang kedua pergelangan kakinya dan gerakkan perlahan seolah-olah bayi sedang mengayuh sepeda. Menggerakkan kaki bayi dengan cara ini dapat membantu memperkuat otot perut dan mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam saluran pencernaan.
2. Memijat perut dengan lembut
Para ahli mengatakan bahwa memijat perut bayi dapat membantu mengeluarkan gas yang terperangkap di saluran pencernaan. Untuk memijat bayi, baringkan bayi telentang di permukaan yang rata. Setelah itu, pijat perut bayi dengan gerakan memutar atau bisa juga dengan membentuk huruf I, L, dan U. Untuk memijat, Mums bisa menggunakan minyak esensial, losion, atau minyak pijat khusus untuk bayi.
3. Ganti susu formula yang diminum bayi
Beberapa bayi ada yang lebih sensitif terhadap jenis kandungan susu formula tertentu. Hal ini bisa menyebabkan bayi mengalami kolik dan rewel. Apabila setiap kali bayi diberikan susu formula dan bayi mengalami kondisi ini, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi susu formula yang selama ini Mums gunakan dan mencari alternatif penggantinya.
4. Mengganti dot botol susu
Bayi yang menyusu menggunakan botol lebih banyak menelan angin dibanding bayi yang menyusu langsung melalui payudara ibu. Hal ini membuat bayi yang menyusu menggunakan botol lebih rentan mengalami kembung. Kondisi ini bisa semakin parah jika lubang pada dot berukuran lebih besar. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk mengganti dot botol susu jika si Kecil sering mengalami kembung.
Mums juga bisa menggunakan botol susu khusus yang memiliki klaim anti kolik untuk mengurangi kemungkinan bayi menyedot angin. Meski begitu, penggunaan botol anti kolik ini tidak menjamin 100% bayi akan terhindar dari kembung ya, Mums.
5. Pengobatan rumahan dan obat OTC
Untuk membantu membuat bayi lebih nyaman dan mengeluarkan kelebihan gas yang terperangkap di saluran cerna, Mums dapat menggunakan beberapa jenis obat OTC seperti minyak telon, balsem khusus bayi, atau losion untuk mengatasi kolik. Namun, tetap konsultasikan dulu kepada dokter atau tenaga medis terkait penggunaannya untuk bayi.
Dalam beberapa kasus, bayi mungkin tidak berhasil disendawakan. Hal ini mungkin bukan karena ada gas yang terperangkap di saluran cernanya, tetapi mungkin ada masalah pencernaan lain, seperti refluks asam atau GERD.
Selain itu, jika bayi bersendawa berlebihan atau disertai dengan masalah lain, seperti gumoh berlebihan atau muntah, segera konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat. (BAG)
Baca juga: Jika Bayi Mengalami Kolik
Referensi
Mom Junction. At What Age Do You Stop Burping A Baby?
[ad_2]
Sumber