Nyeri atau rasa tidak tenteram pada abdomen yang dirasakan oleh pasien dengan IBS biasanya selalu membawa pasien tersebut untuk mencarikan pemberian dan tentunya hal ini akan meminimalisir kualitas hidup dari pasien itu sendiri dan condong menjadi tidak produktif. Diare juga tanda-tanda utama IBS yang selalu menenteng pasien untuk tiba ke dokter, keluhan diare ini pastinya tidak menggembirakan. Keluhan konstipasi yang juga menjadi ganjalan utama pasien IBS tipe konstipasi biasanya disertai oleh kembung serta rasa tenteram di ulu hati.
Setelah melaksanakan anamnesis yang lengkap dan mencocokkan dengan patokan yang ada dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi darah perifer lengkap, biokimia darah serta investigasi fungsi hati dan pemeriksaan hormon tiroid pada pasien dengan tanda-tanda diare kronisnya yang menonjol. Diagnosis IBS ditegakkan kalau ganjalan sesuai persyaratan Rome III tidak didapatkan kelainan organik lain. Sebagian besar persoalan yang telah memenuhi patokan Rome III tanpa tanda-tanda alarm mirip yang disebutkan di atas biasanya tidak ditemukan kelainan struktural. Pada pasien IBS dengan dominasi keluhan diare pemeriksaan kolonoskopi dibarengi biopsi mukosa kolon perlu dilakukan untuk menyingkirkan adanya kolitis mikroskopik.
Selain persyaratan Rome III, secara praktis sering juga digunakan tolok ukur Mаnnіng yang lebih sederhana dan menitik beratkan pada keadaan onset nyeri antara lain adanya buang air besar yang cair dan peningkatan frekuensi buang air besar saat timbulnya nyeri. Dari masing-masing tanda-tanda yang terdapat pada standar Manning sebenarnya mempunyai interpretasi masing-masing. Adanya feses cair disertai frekuensi defekasi yang berkembangpada sewaktu nyeri menginterpretasikan bahwa terjadi pergeseran fungsi intestinal. Sedang adanya nyeri yang berkurang sehabis defekasi menunjukkan bahwa nyeri berasal dari gastrointestinal bawah. Adanya kembung memperlihatkan bahwa keadaan sakit ini agaknya bukan kelainan organik. Adanya rasa tidak lampias menginterpretasikan bahwa rektum irritable. Sedang adanya lendir pada dikala defekasi memperlihatkan bahwa rektum teriritasi.
Dіffеrеntіаl Dіаgnоѕіѕ
Pada IBS diare sering dideferensial diagnosis dengan defisiensi laktase. Kelainan lain yang juga mesti difikirkan yakni kanker kolorektal, divertikulitis, іnflаmmаtоrу bоwеl dіѕеаѕе (IBD), obstruksi mekanik pada usus halus atau kolon, iskemia dan malabsorpsi serta endometriosis pada pasien yang mengalami nyeri dikala menstruasi.
Ada beberapa tanda аlаrm yang mesti diamati sehingga diagnosis lebih memiliki kecenderungan ke arah sebuah penyakit organik dari pada IBS yakni antara lain onset umur lebih besar dari 55 tahun, riwayat keluhan pertama kali kurang dari 6 bulan, perjalanan penyakitnya progresif atau sungguh berat, gejala-tanda-tanda muncul pada malam hari, perdarahan per anus, anoreksia, berat tubuh turun, riwayat keluarga menderita kanker, pada pemeriksaan fisik didapatkan kelainan misal adanya distensi abdomen, anemia atau demam. Apabila tanda-tanda аlаrm ini didapatkan selain tanda-tanda-gejala IBS maka penyebab organik mesti dipikirkan apalagi dulu sehingga pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pendukung lain mesti segera dijalankan.
TаtаLаkѕаnа
Penatalaksanaan pasien dengan IBS mencakup pembiasaan diet, intervensi psikologi dan farmakoterapi. Ketiga bentuk pengobatan ini mesti berjalan serempak. Dalam menunjukkan obat-obatan mesti senantiasa dikenang bahwa obat-obatan mempunyai efek samping dan yang juga akan memperburuk kondisi psikis pasien.
Dіеt. Modifikasi pembatasan makanan terutama untuk peningkatan konsumsi serat ditujukan pada IBS dengan konstipasi. Di sisi lain pada pasien dengan IBS tipe diare konsumsi serat dikurangi. Pada IBS tipe konstipasi kenaikan konsumsi serat juga disertai konsumsi air yang meningkat disertai acara olahraga rutin.
Beberapa makanan atau minuman tertentu juga mampu mencetuskan terjadinya IBS pada beberapa psien oleh lantaran itu mesti dihindarkan. Beberapa masakan dan minuman yang sering mencetuskan IBS antara lain gandum, susu, kafein, bawang, coklat atau beberapa sayuran. Jika ganjalan menghilang setelah menghindari kuliner dan minuman yang dicurigai selaku penggerak bisa dicoba untuk dikonsumsi lagi sehabis 3 bulan dengan jumlahnya yang diberikan secara bertahap.