Kеlеnjаr tіrоіd, yang terletak di leher, memproduksi hormon yang mengatur suhu tubuh, konsumsi oksigen dan metabolisme. Kelenjar ini membuat dua hormon, triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4), yang melaksanakan perjalanan melalui darah untuk memacu acara dalam berbagai jaringan.
“Ketika orang amis tanah mempunyai tingkat
hormon tiroid rendah, utamanya T3, itu mencerminkan bahwa tubuh lemah dan lebih rentan kepada efek berbahaya dari penyakit,” kata penulis pertama studi Pedro Iglesias, MD, dari Rumah Sakit Ramón y Cajal di Madrid, Spanyol. Akibatnya, orang renta yang meminimalisir kesanggupan untuk mensintesis hormon T3 mempunyai tingkat kematian yang lebih tinggi, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Sebagai belahan dari studi observasional prospektif, peneliti mengukur kadar hormon tiroid pada semua pasien yang berusia 65 tahun atau lebih anyir tanah saat mereka dirawat di Rumah Sakit Umum di Segovia, Spanyol pada tahun 2005. Untuk 404 pasien, peneliti melacak usang tinggal di rumah sakit dan tingkat kelancaran hidup antara golongan tersebut pada 1 Januari 2012.
Selama studi tujuh tahun, 323 pasien meninggal. Studi ini menerima korelasi antara rendahnya tingkat hormon tiroid dan kematian. Analisis ini memperoleh rendahnya tingkat hormon tiroid, khususnya di T3, condong menjadi prediktor untuk semua penyebab kematian. Para pasien dalam kalangan dengan tingkat paling rendah dari hormon T3 dan thyroid-stimulating hormone, yang dipakai tubuh untuk mengaktifkan kelenjar tiroid, juga mempunyai tingkat kematian yang lebih tinggi akibat penyakit kardiovaskular.
T3 dapat menjadi ukuran yang berguna untuk mengukur kemungkinan seorang individu yang lebih bau tanah untuk bertahan hidup terhadap penyakit akut yang memerlukan rawat inap,” kata Iglesias. Menurunnya kesanggupan untuk mensintesis hormon diperhatikan pada kelompok pasien ini mampu dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit dan prognosisnya.
Sumbеr-Mеdіndіа