[ad_1]
Wajar jika calon ibu merasakan beragam emosi menjelang hari persalinan buah hatinya. Namun bagaimana dengan para calon ayah alias suami? Menurut penelitian, begini hasilnya, Mums.
10 Hal yang Suami Rasakan saat Mums Akan Melahirkan
Dari hari pertama kehamilan, suami merupakan support system terdekat dan paling berpengaruh untuk setiap calon ibu. Dukungan suami bahkan akan lebih berarti di saat persalinan nanti. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mendapat dukungan saat melahirkan, cenderung memiliki hasil positif, termasuk waktu persalinan yang lebih singkat dan intervensi medis yang lebih sedikit.
Dan bahkan jika Mums dan Dads telah memutuskan untuk menyewa doula (pelatih persalinan terlatih) untuk mendampingi proses kelahiran bayi, kehadiran suami tetap penting. Pasalnya, suami adalah sosok yang diharapkan ketika Mums mencari kenyamanan, kekuatan, dan dorongan selama seluruh proses persalinan dan melahirkan.
Namun, pernahkah Mums terpikir apa yang sebenarnya dirasakan atau dipikirkan oleh suami menjelang kelahiran anaknya? Ternyata, sudah dilakukan beberapa penelitian untuk mengulik hal ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di sebuah kota di Yunani Utara pada tahun 2010. Sampel terdiri dari 417 ayah dan data dikumpulkan dengan menggunakan Kuopio Instrument for Fathers (KIF).
Penelitian ini bertujuan untuk menggali perasaan dan pengalaman suami tentang persalinan istri/pasangannya, berdasarkan latar belakang bahwa pendampingan suami selama proses persalinan dapat menimbulkan perasaan positif dan negatif.
Dari data yang terkumpul, terungkap bahwa para suami merasakan setidaknya 10 emosi menjelang persalinan, antara lain:
- Bangga akan menjadi ayah.
- Merasa cinta dan berterima kasih kepada istri/pasangannya. Temuan ini merupakan indikator bahwa hubungan antarpasangan semakin kuat.
- Cemas dan gugup.
- Merasa sangat sulit melihat istri/pasangannya kesakitan. Walau begitu, para suami menganggap bahwa persalinan menjadi salah satu momen hidup yang paling kuat dan berharga.
- Beberapa suami menganggap persalinan sebagai pengalaman yang menegangkan. Hal ini dipicu oleh beberapa hal seperti para suami tidak yakin atau paham dengan peran mereka dalam proses persalinan, mengkhawatirkan kesejahteraan istrinya, atau komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau bayi.
- Merasa ragu dengan kontribusi mereka dalam persalinan.
- Para calon ayah tidak cukup siap karena peran istri yang dominan, serta kurangnya dukungan dan instruksi selama persalinan.
- Beberapa suami merasa persalinan caesar lebih traumatis dan lebih mengkhawatirkan daripada persalinan pervaginam.
- Dalam penelitian lain, para suami memiliki rasa hormat yang lebih tinggi terhadap istri mereka.
- Kagum dengan istrinya, karena menyadari kemampuan istri untuk melewati proses persalinan dan kelahiran.
Baca juga: 5 Hal yang Terjadi pada Tubuh Mums setelah Melahirkan
Yang Bisa Dilakukan Para Suami Menjelang Persalinan
Dari hasil temuan di atas, cukup banyak emosi yang timbul karena kurangnya suami dilibatkan dalam proses kehamilan. Nah, jika saat ini Dads masih suka bingung bisa membantu Mums dalam bentuk apa, yuk coba komunikasikan beberapa hal ini:
- Beri tahu apa yang Mums inginkan agar merasa nyaman
Pada trimester ketiga, Mums akan mulai merasa sangat tidak nyaman. Jadi, beri tahu suami apa pun yang Mums butuhkan, misal ingin dipijat setiap malam, disiapkan ganjalan kaki saat duduk, atau perlu duduk di lorong saat menonton bioskop agar mudah ke toilet. Idealnya sih, para suami bisa inisiatif melakukan itu semua, tapi percayalah, akan lebih mudah jika Mums menyampaikannya secara langsung agar tidak terjadi salah paham.
Baca juga: Kenapa sih, Persalinan Prematur Harus Dihindari?
- Tak perlu sungkan ajak suami berbelanja
Kebutuhan untuk bayi yang akan lahir memang cukup banyak, namun Mums juga patut untuk mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan si Kecil, lho. Jadi, tak perlu merasa tak enak hati jika Mums ingin dibelikan beragama keperluan yang diperlukan agar Mums nyaman.
- Libatkan suami secara aktif
Para suami seringkali merasa bahwa hanya “peran pembantu” dalam proses persalinan karena tidak tahu harus berbuat apa atau akan menghadapi apa. Daripada merasa bahwa suami tidak peduli (padahal mungkin sebenarnya ia tidak tahu apa-apa), berikan link informasi, ajak ia ke tempat senam hamil, mengikuti streaming seputar edukasi kehamilan dan bayi, bergabung di komunitas parenting, dan banyak lagi. Dengan begitu, Dads pun tak merasa seperti tak ditinggalkan dan merasa dilibatkan.
Kehamilan adalah fase yang penuh dengan kecemasan, kelelahan, ketidaknyamanan, ketidakseimbangan hormon, perubahan suasana hati, dan banyak lagi. Walau ibu hamil bukanlah orang sakit, tapi tentu dukungan dari suami sebagai orang terdekat sifatnya sangat krusial. Semoga kehamilan dan proses persalinan Mums lancar dengan kehadiran suami di sisi, ya. (IS)
Baca juga: Cara agar Tetap Waras setelah Melahirkan
Referensi:
NCBI. Father’s Feelings to Wife’s Delivery
FirstCry Parenting. Husbands Do During Pregnancy
Baby Center. Dads Being Present
[ad_2]
Sumber